Aku menyadari, betapa rindunya lidahku ini,
atas semua cita rasa masakan tanah air Indonesia.
Jangan ditanya lagi,
betapa aku kangen masakan dari sana.
Dari nasi goreng special, gado-gado, coto makasar, nasi pecel,
apalagi nasi pecel pincuk.
Oh ya, bakso Solo jangan lupa, bakso sapi, bubur ayam Samarinda,
soto banjar yang aduhai rasanya, mie ayam,
ikan kakap bakar, ikan bandeng bakar, buras, nasi kuning,
sate ayam, sate daging, es campur,
kepiting lada hitam, nasi padang, sari laut.
Olalala, pokoknya semuanya.
Pusing kalau disebutkan satu per satu.
Siapa yang tidak kangen sama masakan yang aduhai seperti ini :) |
apalagi kalau bicara mengenai selera perut.
Setelah tinggal di sini, makanan ku bisanya menu makanan New Mexico, pasta,
makanan Afrika, makanan India, makanan Cina dan makanan Thailand.
Walaupun makanan Cina dan Thailand hampir sama,
tapi sebagai orang Indonesia tulen, aku tetap merasakan
perbedaan yang sangat signifikan.
Intinya aku kangen sekali makanan rumahan dan makanan di warung makan.
Terkadang rasa kangen saat makan nasi, plus ikan bakar, sambal pedas,
dan makannya hanya pakai tangan, sambil duduk di lantai.
Rasanya nikmat sekali, jauh dari kesan kebarat-baratan.
Hal keriduan tersebut semuanya baru terasa ketika aku sudah tinggal di negara ini.
Negara di belahan bumi sebelah Indonesia.
Negara nun jauh dari keluarga dan kerabat,
negara besar bernama Amerika Serikat.
Saat aku berteman dengan seorang teman Indonesia
yang tinggal di Santa Fe,
dia juga merasakan hal yang sama.
Artinya, perasaanku ini normal.
Syndrom homesick, terutama yang berpusat
pas di bagian isi perut, yang sering melandah para perantau yang jauh dari tanah air.
Di akhir tahun 2011 sampai di awal 2013,
jika aku ingin memasak masakan Indonesia,
aku harus pergi ke kota lain, namanya Albuquerque.
Kebayang bagaimana ribetnya, dan mesti pake acara merepotkan orang lain
Hanya untuk membeli bahan makanan Indonesia,
di Toko Makanan International, yang bernama Talin Market.
Untuk sampai ke toko ini dulunya
aku harus menempuh dengan mobil sekitar 45 menit
dari tempat tinggalku.
Karena di antara tahun itu aku belum mempunyai mobil,
maka aku harus naik kereta api, dan seorang teman asal Indonesia yang tinggal di sana
bersedia menjemputku di stasiun kereta api.
Memang luar bisa kalau aku mengingat
di awal-awal tahun aku tinggal di sini,
dalam memperjuangkan hakku mendapatkan makanan,
dan bumbu-bumbu khas Indonesia, aku tetap membutuhkan perjuangan.
Dan pada akhirnya di tahun 2012, aku mendapatkan kabar baik
dari salah satu temanku di Santa Fe.
Ternyata Talin Market akan buka di 2 February 2013.
Horeeeeeeee :)
(klik ini, tentang Toko Makanan International, Talin Market yang dibuka di Santa Fe)
Memang kalau rezeki, tidak akan pernah pergi kemana-mana.
Akhirnya, aku tidak perlu pergi jauh ke kota lain lagi.
Walaupun toko tersebut ukurannya lebih kecil dan tidak selengkap dari toko yang ada di kota lain.
Aku tetap merasa bersyukur, karena mereka tetap bisa menerima pesananku,
dan mereka akan mengambilnya dari toko mereka yang berada di kota-kota lain.
Walaupun makanan barat terasa enak juga di lidahku,
tapi kerinduan atas makanan khas Indonesia,
jajanan pasar, makanan buat sarapan, dan makanan di pinggir jalan,
tetap selalu aku rindukan selama tinggal di Amerika.
Jadi kebayang bagaimana rasanya tinggal di negeri orang ,
nun jauh di sini,
karena kalian di sana mesti bersyukur sekali, masih bisa dekat dengan
Abnag tukang bakso, Bibi gado-gado dan Mas pejual sate.
Oh ya teman,
jangan lupa baca juga ceritaku selanjutnya tentang Talin Market di Santa Fe.
klik link ini -> Tempat Membeli Produk Makanan Indonesia
Tempat ini adalah sang toko penolong buat kami para WNI yang merantau di sini,
yang kalap akan masakan tanah air.
Salam manis dari jauh,
Yuliana
(Si tukang makan yang kangen makanan khas Indonesia)
Jajanan ini akan menjadi targetku kalau aku pulang kampung nanti :) Suka banget !!! |
Jujur Senang sekali bisa menemukan blog ini yang bisa berbagi cerita ttg kehidupan tinggal di Amerika. Sedikit sekali dari kita yang merantau mau mempublikasikan perjalanannya disana. Semoga sukses selalu Yuliana. Saya berharap tahun depan saya bisa mengikuti jejak Yuliana untuk pergi dan tinggal di Amerika.
ReplyDeleteHaii mba.. ya ampun aku jg jajannya di talin ABQ. Malah 1,5 jam dr rmh. Ksana tiap 1-2 bln skali aja. Kangen bgt masakan Indo. Bukannya gak bs masak sendiri, tp cita rasanya apalagi kalo makan di warung tenda pinggiran. Hiksss....
ReplyDeletenice
ReplyDeleteHello mbak... Saya lagi bikin online store unt kirim makanan2 langsung dari Indonesia, bumbu2, cemilan, abon, krupuk, emping, nasi uduk dst yg certified.
ReplyDeleteMudah2an bisa jadi solusi ya mbak untuk kekangenan makanan Indonesia. Perlu masukan juga nih produk2 yg diinginkan apa aja, juga price point nya. sbb ongkos kirimnya lumayan tinggi. Terimakasih.