Search This Blog

Ini adalah Satu-satunya Masjid di Santa Fe

Saat aku menulis ini,
di Amerika masih dalam suasana malam lebaran Idul Adha.
Besok waktunya umat Islam di sini
merayakan hari lebaran haji
yang jauh dari susana lebaran seperti di Indonesia.

Supaya aku tidak merasa kesepian,
kunyalakan saja alunan takbiran dari youtube di kamarku.
Rasanya seperti manusia yang terdampar dipulau kecil.
Aku rindu suasana lebaran di kampung halaman.

Hari ini, setelah aku pulang kerja,
aku berhenti di depan masjid di kotaku.
Ini adalah satu-satunya masjid yang ada di sini.
Nama masjidnya adalah Masjid Al-Rahma.

Di depan pintu masjid Al Rahma, Santa Fe, New Mexico

Tujuanku kesana untuk mencari informasi
tentang jadwal sholat Idul Adha buat besok.
Benar-benar terasa beda.
Tidak ada sapi atau kambing yang biasanya ada di halaman masjid di Indonesia.
Hewan-hewan yang siap di kurban itu,
tidak terlihat satu pun di sana.
Aku juga tidak melihat adanya pengumuman untuk hari raya besok.
Tapi seingatku, seorang pengurus masjid yang tidak sengaja
ku temui ketika di kampus, mengatakan
Takbiran di mulai jam 8 pagi hari Kamis 24 September 2015
dan sholat Ied di laksanakan jam 8:30 AM.

Karena masjidnya sudah di tutup saat aku datang,
dan tidak ada seorangpun disana yang bisa aku temui.
Terpaksa aku harus pulang,
dan aku akan kembali besok pagi,
untuk merayakan lebaran bersama orang-orang muslim di sini.

Tak lupa sebelum aku pulang,
aku parkir dulu mobilku,
dan kuambil beberapa photo di depan masjid ini,
supaya teman-teman bisa lihat, bahwa masjid di sini seperti rumah,
tidak memiliki kubah yang besar di bagian atapnya.

Masjid yang terlihat dari jalanan, tampak seperti rumah biasa.

Berjalan menuju masjid, akhirnya menyadari kalau bangunan ini bukan rumah.
Karena ada tulisan di depan pintu, dan tulisan arab di pagarnya.


Masjid ini baru berdiri kurang lebih 1 tahun,
karena masjid lama (Taha Mosque) harus di tutup,
karena tidak memenuhi persyaratan sebagai tempat ibadah.

Dulunya Masjid Al-Rahma adalah Bangunan Gereja,
entah kenapa, Gereja tersebut di jual,
dan kemudian sekarang menjadi satu-satunya masjid di sini.

Para jamaahnya di masjid ini,
kebanyakan orang-orang muslim yang berasal dari Timur Tengah,
jadi tidak heran jika ceramah di hari Jumat
menggunakan bahasa Arab.
Tapi mereka tetap menyediakan alat penterjemah
dalam bahasa Inggris.

Tetapi, khusus buat hari raya,
kotbahnya akan menggunakan bahasa Arab dan bahasa Inggris.

Malam ini, sebelum aku tidur,
aku sudah menyiapkan baju lebaran
dan jilbab yang akan aku pakai ke masjid besok.

Oh ya teman, tidak ada hari libur lebaran di sini.
Terpaksa aku harus mengambil cuti kerja di hari kamis ini.
Aku beruntung, karena boss-ku menyetujui
cuti yang aku ajukan secara mendadak.

Semoga keberadaanku yang jauh dari tanah air dan eforia lebaran
tidak mengurangi nilai ibadah kami di sini,
aku berharap Alloh selalu memudahkanku
untuk bisa merayakan hari lebaran dengan sederhana
jauh dari sanak saudara tercinta.

Semoga aku lebih memahami,
arti pengorbanan di hari raya ini.
Memahami dan melaksanakan perintah-Nya,
melalui surat pendek Al-Kausar yang sering aku baca di setiap sholatku :)
(maklum surahnya pendek sekali)

Karena aku benar-benar merasakan
bagaimana Tuhan sangat baik kepadaku di sini.
Memberikanku banyak kenikmatan (ayat 1)
Maka dirikanlah sholat karena Tuhanmu, dan berkurbanlah (2)
Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu dialah yang terputus dari rahmat Alloh (3).

Allohhu akbar... Allohu akbar....Allohu akbar...
Laailaaha illallaahu wallahu akbar
Allahhu akbar walilaahilhamd

Masih kudengar alunan takbiran merdu
dari youtube di laptopku

Selamat hari raya Idul Adha
buat semua teman-teman di Indonesia,
syukuri dan nikmatilah kebahagiaan kalian,
yang bisa merayakannya
dekat dengan sanak keluarga.

Mohon maaf lahir dan batin dariku yang berada di benua berbeda.

Oh ya teman,
baca juga ceritaku selanjutnya tentang lebaran Idul Adha-ku di sini.
Klik saja di sini ->Lebaran Idul Adha di Santa Fe

Salam manis dari jauh,

Yuliana
(Seorang muslimah yang berlebaran jauh dari keluarga tapi merasa dekat dengan Alloh, InsyaAlloh, aminnnnn)

Masjid Taha yang hanya tinggal cerita, karena tidak boleh di jadikan masjid lagi,
alasanya tempat ini tidak memenuhi persyaratan menjadi tempat ibadah (Community Service).

Masjid Taha, benar-benar seperti rumah buat kami di sini. Suasana masjid yang hangat dan
penuh dengan kekeluargaan di saat itu adalah bentuk perlindungan Alloh untukku.

Di dalam masjid Taha, aku beruntung pernah mengambil gambar ini,
melihat photo ini, seperti membawa kembali kenanganku,
karena aku dulu hampir setiap hari ke sini :)

No comments:

Post a Comment